Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Karate di Indonesia

 gibung.my.id - Sejarah Karate di Indonesia - Bagi para pecinta olahraga beladiri karate kemarin admin sudah membahas sejarah karate di dunia kali ini admin akan membahas sejarah singkat karate di Indonesia.

Sejarah Karate di Indonesia

Sejarah Karate di Indonesia

Di Indonesia karate mulai berkembang pada tahun 1963, Karate masuk ke Indonesia bukan karena penjajah Jepang (tentara Jepang) , namun dibawa oleh mahasiswa Indonesia yang berhasil menyelesaikan pendidikan mereka di Jepang.

Beberapa mahasiswa tersebut bernama Baud AD Adikusumo, seorang karateka yang telah mendapatkan sabuk hitam dari M. Nakayama, JKA Shotokan, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan, dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mahasiswa itulah yang mula-mulanya mengenalkan karate di Indonesia. Ia mulai mengajarkan karate. Melihat banyaknya peminat yang ingin belajar karate, dia mendirikan PORKI (Persatuan Olahraga Karate-Do Indonesia) yang merupakan cikal bakal FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia). Sehingga beliau tercatat sebagai pelopor seni beladiri Karate di Indonesia. Dan beliau juga pendiri Indonesia Karate-DO (INKADO).

Setelah beliau, tercatat nama putra-putra bangsa Indonesia yang ikut berjasa mengembangkan berbagai aliran Karate di Indonesia, antara lain: Sabeth Mukhsin dari aliran Shotokan, pendiri Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dan Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI), dan juga adalah Anton Lesiangi (sama-sama dari aliran Shotokan), pendiri Lembaga Karate-Do Indonesia/LEMKARI.

Aliran Shotokan adalah yang paling populer di Indonesia. Selain Shotokan, Indonesia juga memiliki perguruan-perguruan dari aliran lain yaitu Wado dibawah asuhan Wado-ryu Karate-Do Indonesia (WADOKAI) yang didirikan oleh Bp. C.A. Taman dan Kushin-ryu Matsuzaki Karate-Do Indonesia (KKI) yang didirikan oleh Matsuzaki Horyu. Selain itu juga dikenal Bp. Setyo Haryono dan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Goju-ryu, Bp. Nardi T. Nirwanto dengan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Kyokushin. Aliran Shito-ryu juga tumbuh di Indonesia dibawah perguruan GABDIKA Shitoryu (dengan tokohnya Dr. Markus Basuki) dan SHINDOKA (dengan tokohnya Bp. Bert Lengkong).

Selain aliran-aliran yang bersumber dari Jepang diatas, ada juga beberapa aliran Karate di Indonesia yang dikembangkan oleh putra-putra bangsa Indonesia sendiri, sehingga menjadi independen dan tidak terikat dengan aturan dari Hombu Dojo (Dojo Pusat) di negeri Jepang.

Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).

Pada tahun 1972, 25 perguruan Karate di Indonesia, baik yang berasal dari Jepang maupun yang dikembangkan di Indonesia sendiri (independen), setuju untuk bergabung dengan FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia), yang sekarang menjadi perwakilan WKF (World Karate Federation) untuk Indonesia. Dibawah bimbingan FORKI, para Karateka Indonesia dapat berlaga di forum Internasional terutama yang disponsori oleh WKF.
Gichin Funakoshi sebagai instruktur pertama ditunjuk mengadakan demonstrasi karate. Gichin Funakoshi sebagai Bapak Karate atau pendiri karate.

Kesimpulan: Mungkin ini saja yang dapat admin sampaikan dalam artikel yang berjudul sejarah karate di Indonesia. Untuk pembahasan tentang materi karate lainya akan dilanjutkan di artikel artikel berikutnya. Terimakasih sudah membaca artikel ini, sampai jumpa di artikel berikutnya.

Post a Comment for "Sejarah Karate di Indonesia"